RESUME PERTEMUAN KE 6 PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI GELOMBANG 24
MATERI : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
NARASUMBER : NORALIA PURWA YUNITA, M.Pd
MODERATOR : RALIYANTI
HARI/TANGGAL : JUMAT, 28 JANUARI 2022
Noralia Purwa Yunita adalah seorang guru IPA di SMPN 8 Semarang Jawa Tengah. Beliau seorang penulis dan blogger yang sebelumnya menjadi peserta kelas belajar menulis PGRI gelombang 8 yang bukunya telah menembus penerbit mayor Andi Offset. Wouw kereen dah. Beliau telah berbagi pengalamannya tentang bagaimana cara menulis buku dari karya ilmiah. Yuuk kita ikuti cerita seputar pengalamannya dalam menulis buku dari karya ilmiah.
Karya ilmiah pastinya disini telah kita ketahui dan tentunya tidak asing lagi di telinga kita sebagai mantan mahasiswa. Apa itu karya ilmiah ? Bagi yang telah menyelesaikan pendidikan Strata 1 nya pasti pernah berjuang dengan yang namanya skripsi. Bagi yanag melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata 2 akan meningkat lagi perjuangannya yaitu pembuatan tesis.Ketika menjadi guru kita dituntut lagi untuk membuat satu jenis karya ilmiah yaitu Penelitian Tindakan Kelas ( PTK), Best Practise, Artikel Ilmiah bagi penunjang kenaikan pangkat guru ASN. Dari sini kita dapat melihat bahwa karya ilmiah di atas adalah berfungsi sebatas memenuhi tuntutan saja. Untuk yang sedang menempuh pendidikan S1,S2 dan S3 tujuan semata adalah memenuhi prasyarat agar dapaat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan dan diujikan, Karya Tulis Ilmiah sudah pasti akan dibiarkan tergeletak begitu saja di rak perpustakaan atau hanya dibiarkan berada di gudang. Begitupun bagi para guru, KTI yang dibuat dan sudah mendapatkan penilaian, maka akan disimpan sendiri oleh penulis itu sendiri.
Ketika kita mengingat kembali pembuatan KTI tersebut, tentu kita telah melakukan sebuah pengorbanan. Baik itu berkorban materi, tenaga, waktu dan bahkan secara psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang menyelesaikan KTI nya berbulan - bulan dan bertahun - tahun. Apakah kita tidak sayang jika karya tulis yang telah kita buat dengan pengorbanan segenap jiwa raga hanya kita sendiri yang menikmatinya atau hanya pihak tertentu yang mengetahui dan membacanya ?
Akan sangat disayangkan apabila data dan informasi penting kita yang tertulis dalam KTI sebagai hasil riset hanya tergeletak begitu saja di perpustakaan dan informasi yang da di dalamnya tidak tersampaikan kepada masyarakat luas dan tidak dapat dinikmatinya sebagai rujukan yang dapat memeberikan solusi nyata. Lantas bagaimana solusinya ? Ada satu solusi yang dinilai dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan sekitarnya yaitu menjadikan karya tulis ilmiah sebagai buku.
Ada beberapa manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku antara lain :
1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam
2. Buku dapat dijual dan kita mendapatkan keuntungan secara komersial.
3. Bagi para ASN buku dapat dijadikan publikasi ilmiah untuk menambah poin angka kredit.
4. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal banyak orang. Ini juga merupakan keuntungan tersendiri. Bukankah kita akan merasa bahagia apabila nama kita dikenal banyak orang karena kebaikan dan kemanfaatan yang telah kita perbuat ?
5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku.
Lalu bagaimana cara mengkonversi karya ilmiah menjadi buku ? Hal ini tentulah berbeda format penulisan buku dengan format penulisan karya ilmiah. Sebelum beliau memaparkan trik konversi KTI menjadi buku beliau mengulas sedikit mengenai perbedaan firman buku dan KTI pada umumnnya. Format buku meliputi : Judul, kata pengantar, prakata, daftar isi, isi buku, daftar pustaka, sinopsis, profil penulis, dan bisa ditambahkan daftar gambar dan indeks. Sedangkan format KTI pada umumnya terdiri dari : Judul, lembar pengesahan, kata pengantar, halaman persembahan, daftar isi, pendahuluan, tijauan pustaka, metode penelitian, pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, lampiran.
Cara mengkonversi KTI menjadi buku antara lain :
A. Ubah judul
Biasanya judul KTI menggunakan bahasa ilmiah, kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. paling tidak maksimal 5 - 6 kata. Contoh judul skripsi" Efektivitas metode SEMI berbasis Mind Map untuk meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA". Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi : " Mudah Belajar Sains Dengan Metode SEMMI. Lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah tersebut.
B. Ubah daftar isi.
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah. Bab 2 landasan teori. Bab 3 Metode penelitian yang berisi rumus - rumus statistika. Bab 4 hasil dan pembahasan. Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi buku, daftar isi menjadi : ( Ikuti pedoman 2W + 1H ) Bab 1 ( Why ) menjelaskan pentingnya alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini , dll. Bab 2 ( What ) menjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode / media/ model yang menjadi fokus dari tulisan. Bab 3,4,5 dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, hasil pembuatan, dan bagaimana penerapannya. Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi hasil belajar, media pembelajaran, modul, metode pembelajaran, pembelajaran berbasis riset.
Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu Sub bab 2.1 hasil belajar menjadi buku. Bab 2 TEORI BELAJAR : 2.1 Belajar, 2.2 Permasalahan dalam pembelajaran , 2.3 Hasil belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya.
Sub bab 2.2 media pembelajaran menjadi bab 3 buku. Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN : 3.1 Pengertian media, 3.2 Jenis media, 3.3 Manfaat media
Sub bab 2.3 Modul menjadi bab 4 buku. Bab 4 Mengenal modul : 4.1 Pengertian modul 4.2 Karakteristik modul, 4.3 Sistematika modul, 4.4 Kelebihan modul dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai.
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalama buku. Jadi, perbnayak penjelasan teori dari bab 2 karya iliah dan hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
C. Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang. Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan abad 21 yanag mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communication, Collaboration, Creativity, Critical Thinking. Atau dapat juga dihubungkan denga mind map sebagai media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menuntaskan semua KD.
D. Boleh menampilkan hasil penelitian tapi jangan terlalu banyak. Hasil yang ditulis itu hanya data penelitian yang penting saja.
E. Secara bahasa dan penyajian, karya iliah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas tersserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing - masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya.
F. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, dan karya lainnya. Akan tetapi hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lainnya.
G. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.
H. Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste KTI kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di KTI asli. Teknnik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang KTI nya menjadi buku.
Dengan demikian membuat buku dari karya iliah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Hal ini merupakan kesalahan karena kan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.
Telah kita ikuti pemaparan dari narasumber secara sistimatis, dan praktis mulai awal hingga akhir.Dengan harapan setelah kita mengikuti pemaparan beliau kita dapat memungut karya ilmiah kita baik dalam bentuk skripsi, tesis, penelitian tindakan kelas, dll untuk kita jadikan sebuah hasil karya dalam bentuk buku karena dari sisi kemanfaatan sebuah buku lebih berguna untuk masyarakat yang membutuhkannya, sehingga data yang diperlukan dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan keperluan.
( CHAULA HANDAYANI )
Komentar
Posting Komentar