MATERI KE 23 KELAS BELAJAR MENULIS PGRI GELOMBANG 24
Materi : Menulis Autobiografi
Narasumber : Suparno, S.Pd, M.Pd
Moderator : Rosminiyati
Untuk melakukan perubahan, jangan menunggu orang lain berubah. Karena sesungguhnya perubahan itu ada pada diri kita sendiri.
" Mari kita berbagi, agar yang berat menjadi ringan dan yang gelap menjadi terang". Inilah quotes narasumber malam ini di kelas belajar menulis PGRI Gelombang 24 yang bisa dibaca di blog beliau. Saya merasa tersihir dengan kalimat di atas. Hati saya yang lagi gundah gulali..tiba-tiba serasa ada kekuatan. Buat apa kita pikul sendiri sesuatu yang terasa berat. Lebih enak kita bagi meski itu dalam bentuk goresan dan tulisan. Niscaya setelah menulis kegundahan kita, hati yang semula terasa bimbang akan terasa lapang, pikiran yang penat akan terasa nikmat, apa lagi yaa? Pastilah banyak manfaat.
Narasumber kita malam ini atau dipanggil Pak Parno,memiliki kegemaran membaca sejak beliau duduk di bangku SD. Buku pertama yang selesai dibacanya adalah buku tentang Thomas Ava Edison, penemu bola lampu pijar. Beliau Lahir di Magetan, 25 Juli 1966, Lulusan D3 86 IKIP Surabaya, S1 Wima Madiun , S2 Unipa Surabaya. Mengawali karir sebagai Konselor di SMP 2 Kawedanan pada tahun
1992. Kemudian tahun 2016 diangkàt sebagai Kepala Sekolah di SMP 3
Kawedanan. Tahun 2019 mutasi di SMPN 1 Takeran dan mulai Maret 2021
mutasi di SMPN 2 Karangrejo Magetan. Kesukaan menulis dimulai sejak 1986.
Buku hasil karyanya;
1. Panduan belajar Excel
2. Perjuangan hidupku
3. Panduan Pranatacara dan Pamedharsabda.
4. Catatan harian seorang Kepala Sekolah
5. Catatan Kepala Sekolah
6. Lulus Corona
7. Potensi Desa Pojoksari
8. Dharma Wanita
9. Langkah Jitu menulis buku
Prestasi yang pernah diraih
1. Lulusan terbaik jurusan PPB D3 IKIP Surabaya th 1989
2.Lulus terbaik jurusan PPB S1 Wima th 1996
3.Guru Berprestasi juara 2 Tk Kabupaten
3. Nara Sumber Nasional Guru Pembelajar th 2016 sd. 1018
4. Pemimpin redaksi majalah Tramedia th 2004 sd 2010
5. Pemimpin Redaksi majalah Pena Mageti th 2019 sd. 2020
Itulah karya dan prestasi beliau baik sebagai pendidik maupun sebagai penulis. Hal ini merupakan sebagian dari catatan biografi beliau. Tentunya bukan hanya kita saja yang akan membaca riwayat hidup dan prestasi beliau, tetapi juga khalayak di luar sana bahkan anak cucu beliau yang akan membacanya.
Oleh karena itu beliau mengajarkan pada kita peserta penulis di kelas BM, bahwasanya menulis autobiografi itu sangatlah penting, dengan alasan-alasan yang beliau paparkan. Menurut Pak Parno cerita orang-orang hebat itu menginspirasi. KH Usairon mengatakan bahwa orang-orang sholih itu meningkatkan iman. Oleh karena itu sayang sekali kalau kesuksesan kita dalam segala hal tidak tertulis dalam biografi. Jika kita mampu menuliskan dalam bentuk biografi akan bermanfaat untuk menginspirasi banyak orang termasuk keluarga dan anak cucu keturunan kita.
Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Oleh karena itu tulislah sejarah perjalanan kehidupan kita. Dari sejarah perjalanan hidup kita, anak cucu akan belajar betapa untuk mencapai kesuksesan itu butuh perjuangan besar. Suatu saat pasti ada diantara anak cucu kita yang cinta pada ilmu pengetahuan dan ingin tahu sejarah perjalanan kehidupan nenek moyangnya. Di saat itu buku biografi sangatlah berharga. Jika kita melamar pekerjaan atau dipromokan ke jenjang pangkat yang lebih tinggi tentulah buku biografi bisa disertakan dan menjadi nilai plus bagi kita.
Nah bagaimana menyusun buku biografi itu? Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Kita harus membaca dulu biografi dari orang lain yang selevel dengan kita atau biografi orang
ternama seperti buku biografi Jenderal Sudirman, dll.
2. Membaca buku biografi jangan hanya 1 tetapi maksimal 3 sehingga bisa menjadi pembanding untuk
kita.
3. Membuat outline atau kerangka tulisan, misalnya dimulai dari cerita kelahiran, masa depan sekolah
TK, SD, SMP, SMA, PT, bekerja, menikah, mempunyai anak, pergi jauh ke luar kota atau ke luar
negeri, dll.
4. Membuat jadwal menulis. Jadwal menulis yang telah kita buat harus kita taati sendiri.
5. Menyiapkan data pendukung, misalnya : foto, buku diary , dll.
6. Mulai menulis per outline atau per judul. Tulislah biogarfi ini secara mengalir saja, jangan diedit
dulu meski ada kesalahan. Teruslah menulis sampai selesai. Tulislah dengan akal pikiran dan penuh
perasaan.
7. Setelah semua judul sudah terbahas kemudian sisipkan judul yang terjeda tadi sesuai dengan
urutan sejarah perjalanan kehidupan kita. Agar tampilan buku tampak menarik dan menginspirasi,
jika dalam suatu judul ada frase , atau kata-kata mutiara yang menginspirasi bisa dituliskan di atas ,
sebelum uraian tulisan.
8. Lakukan editing dengan teliti dan semaksimal mungkin. Kemudian mintalah tolong pada teman
untuk menjadi editor.
9. Buatlah cover dan mintalah kata pengantar pada tokoh-tokoh terkenal.
10. Kirimkan kepada penerbit yang kita percaya, sebagai langkah terakhir.
Buku autobiografi tentang perjuangan hidup beliau.
Buku menjadi Pranatacara saha pamedhar sabda yang beliau tulis ketika menjadi MC Bahasa Jawa di sebuah pesta pernikahan.
Setelah membaca paparan beliau tentang menulis autobiografi rasanya tertantang untuk mencobanya. Sesuai apa yang dikatakan oleh Pak Parno bahwa menulis autobiografi jangan menunggu kita sukses, karena masing-masing orang punya sisi kehidupan yang menginspirasi, baik itu dalam hal kegigihan, kesetiaan, kejujuran, kesederhanaan, ataupun pengalaman ketika membesarkan anak-anak dan menyekolahkan anak-anak. Setiap orang memiliki sejarah yang bermakna. Alangkah sayangnya jika sejarah yang pernah kita lalui hilang terbawa angin dan tidak terabadikan. Padahal kelak sejarah perjalanan hidup ini bisa dibaca dan berguna, serta dapat diwariskan untuk anak cucu kita. Bukankah warisan ilmu lebih abadi dibandingkan dengan warisan harta dan tahta? Karena harta dan tahta sifatnya hanya sementara. Menulis itu seperti belajar naik sepeda. Awalnya serius banget pakai jatuh dan nabrak,
tetapi lama-lama kita bisa menikmati, bahkan los stang pun bisa.
Sahabat literasi dimanapun berada, senyampang hayat masih dikandung badan dan kita masih bisa menyaksikan keindahan panorama alam, maka menulislah autobiografi, agar perjalanan hidup kita tidak lenyap dimakan zaman, dan menjadi warisan berharga buat anak cucu kita.
Semoga menjadi catatan berarti dalam hidup ini. Bismillah kita awali dengan menyebut Nama Allah, niat kita untuk menulis buku biografi insyaaAllah akan terwujud. Amin Ya Robbal Alamin.
kereen selamat utk menuju buku autobiografi agar anak cucu kelak bisa belajar betapa untuk mencapai kesuksesan itu butuh perjuangan yang luar biasa
BalasHapusMakasih Bu Isti.. Semoga autobiografi bisa terwujud.. Amiin 🙏😍
Hapus