SATU ABAD NU SETENGAH ABAD USIAKU

 

Kubuka gawai saat dalam perjalanan antara Blitar - Malang. Mataku tertuju pada WA grup Kepala Madrasah KKM Karangploso Dau. Memberitahukan bahwa Guru ASN dan Guru Sertifikasi dalam naungan Kementerian Agama Kabupaten Malang wajib menghadiri acara puncak "Resepsi 1 abad NU " di Lapangan Deltras Sidoarjo. "Aah kenapa sih harus diwajibkan?" kataku pada suamiku. Sudahlah tidak penting untuk kita perdebatkan menurutku tentang hal ini. Toh percuma itu mungkin hanya pendapatku seorang. 

Beberapa hari kemudian terjadilah komunikasi antara aku dengan salah seorang guru. Maksudku dia akan kuajak untuk menemani datang ke acara tersebut. Aku adalah satu-satunya guru sertifikasi yang ada di madrasahku. Masak aku mau datang sendiri sih? kan gak enak dong. Kebetulan dia bukan guru kelas, jadi tidak bertanggung jawab seharian di kelas. Eh, ternyata kedengaran oleh guru yang lain." Bu ikut dong, kita juga pingin hadir di Sidoarjo. Terasa seperti rengekan anakku di telingaku. Aah masak aku mau mengecewakan mereka? Seperti layaknya seorang ibu bagaimana ketika mendengar rengekan anaknya? tidak tega bukan ? Akhirnya kuiyakan permintaan mereka. biarlah hati mereka merasa senang meski hanya ingin menjadi partisipan. Demi menghormati Organisasi Islam terbesar di Negeri ini. 

Esok harinya Pengawas Pendidikan Agama Islam di Wilayahku, melanjutkan pesan yang isinya hasil Rapat Dinas di Kementerian Agama Kabupaten. Isi dari hasil Rapat Dinas tersebut adalah sehubungan dengan peringatan 1 Abad NU madrasah dilarang meliburkan siswanya. Jika guru yang ada di madrasah itu ikut semua maka diminta memberi tugas daring ( dalam jaringan ). Cukup fleksibel bukan hasil Rapat Dinas di atas? Kami sikapi informasi dari pengawas tersebut dengan memberikan tugas daring. Madrasah tidak meliburkan,  tetapi istilahnya diganti dengan belajar mandiri di rumah. Setiap guru kelas dan guru mapel kuwajibkan memberikan tugas. Mulai tugas akademik sampai tugas pembiasaan. Seperti halnya sholat dhuha, mengaji, tahfidz sampai pada melaksanakan sholat lima waktu. 

Aku berangkat diantar oleh suamiku menuju Deltras bersama empat guruku. Sampai di sana aku langsung melakukan swafoto dengan menandai lokasi bahwa aku betul- betul ada di Kota Sidoarjo. Gak hoaks gitu loh. Setelah itu aku isi link absen kehadiran sebagai guru sertifikasi yang patuh akan instruksi ulil amri. Kemudian aku upload hasil swafotoku. Niih kalau kalian tidak percaya..hehehe


 


 Jujurly, Aku bukan murni orang NU sih. Aku adalah orang Islam. Tetapi aku tak pernah berpihak pada salah satu golongan. Aku betul - betul cinta Islam. Aku terbiasa melihat orang tuaku dalam beragama. Mereka tidak fanatik pada satu golongan. Meski kakek nenekku adalah tokoh NU. Tetapi yang menarik dari almarhum ayahku adalah beliau bisa kok pimpin tahlil ketika ada orang wafat di kampungku. Beliau sering sekali diminta memimpin tahlil sekaligus yasin dan doanya. Beliau pernah berdiskusi denganku, keutuhan umat perlu dijaga. Oleh karena itu ayahku cukup fleksibel. Bergaul dengan  siapa saja, okelah. Beliau menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan umat. Selama itu tidak mengganggu akidah. Beliau juga bergaul dengan mantan pemabuk, pemain sabung ayam. Alhamdulillah mereka mantan pemabuk dan pemain sabung ayam sudah kembali ke jalan yang benar, dengan istiqomah belajar Al quran. 

Ketika diwajibkan datang di HARLAH 1 ABAD NU, serasa bertemu dengan muslim se Indonesia. Bermacam-macam budaya dan kebiasaan yang mereka bawa. Di sana aku bertemu dengan teman-teman lama. Meski hanya sempat ber say halo dan berjabat tangan. Akhirnya di momen ini kita dapat bersilaturrahim. Bertemu dengan mantan wali murid, bertemu dengan mantan murid. Pokoknya banyaklah. Perasaanku juga merasa bahagia ketika melihat empat guruku bersorak-sorak bersama partisipan yang lain,ketika ada sesuatu yang lucu. Melihat mereka bahagia hatikupun bahagia. Aku sedang belajar menjadi seorang pemimpin yang merasakan bahagia di saat orang yang kupimpin merasa bahagia. Begitu pula sebaliknnya aku sedang belajar menjadi seorang pemimpin yang merasakan sedih di saat orang yang kupimpin merasa sedih. Aku tidak ingin menari-nari di atas penderitaan mereka. Aku sedang belajar dan mencoba memahami mereka lahir dan batin. Aku sedang menikmati proses. Proses dalam kepemimpinan. Proses menjalankan amanah. Proses membelajarkan pada mereka bagaimana berusaha, bekerja keras demi madrasah. 

Satu periode saja kepemimpinanku. Aku tak mau diperpanjang. Aku lebih mencintai mereka sebagai anak-anakku daripada mencintai mereka sebagai anak buahku. Mencintai sebagai anak-anakku sendiri rasanya lebih tulus daripada mencintai mereka sebagai anak buahku. Disaat mereka bekerja keras aku berusaha mengapresiasi mereka luar biasa. Perjalanan dan perjuangan untuk menjadikan mereka mempunyai dedikasi tinggi sungguh butuh waktu panjang. Untuk mensolidkan mereka butuh proses yang tidak mudah. Perasaan haru memenuhi rongga dadaku ketika mereka dapat bekerja keras sesuai jobdisknya. Ketika mereka berselisih, merekapun kuberi ruang. Bagaimanapun mereka adalah manusia biasa. Mereka sedang mengadakan sosialisasi.Pastilah ada gesekan dan benturan.Setelah ruang kubuka luas untuk mereka berselisih, baru kudamaikan mereka melalui forum evaluasi. Aku ingin di antara mereka saling menutupi kekurangan dan kesalahan. Bukan diberikan ruang untuk saling menjatuhkan. Apa- apa dilaporkan atasan. 

Budaya yang kita bangun bersama suatu saat akan meninggalkan bekas. Bekas itu adalah sejarah. Sejarah akan dibaca oleh anak cucu kita. Tidakkah kita malu apabila anak cucu kita membaca dan melihat napak tilas kita penuh keburukan, kedengkian, kedholiman dan kebencian? 

Aku adalah kepompong yang sedang berproses menjadi kupu-kupu. Aku hanyalah manusia biasa  yang sedang berproses menjadi pemimpin yang baik. Tentulah banyak hal yang harus kupelajari. Bahkan yang terpenting bagiku bukan hanya belajar tentang strategi kepemimpinan. Tetapi belajar bagaimana teknik berkomunikasi menurut alquran.  Teknik ini kupelajari menurut kemampuan dan pemahamanku sendiri. Dari sudut pandangku sendiri. Jika anda punya pandangan sendiri ya monggo saja.  Teknik berkomunikasi  itu antara lain adalah : 

1. Qoulan Sadiida

Qoulan Sadiida dijelaskan dalam FirmanNya Surat An Nisa' ayat 9 yang berarti perkataan yang tegas dan benar. Seorang pemimpin dalam menyampaikan keputusan hendaklah dengan tegas dan benar. Jangan sampai terkesan penuh keraguan. Supaya orang yang menerima atau menangkap perkataan kita menjadi yakin bahkan haqqul yakin untuk melaksanakannya. menyampaikan perkataan yang benar dan membangun suasana komunikasi yang kondusif dalam mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Perkataan yang benar mencakup substansi isi dan redaksi tata bahasa pesan yang jelas. Alias saklek gaees, hehehe. Saklek itu harus kan? 

2. Qoulan Ma'rufan

Qoulan Ma'rufan Yakni perkataan yang baik dan pantas. Baik artinya sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Pantas maksudnya sesuai dengan latar belakang dan status orang yang diajak bicara. Aku ingin sekali memperdalam bagaimana belajar untuk berkata yang ma'ruf dengan menyesuaikan siapa sih orang yang kuajak bicara. Jangan sampai ada perkataan yang tak sesuai dengan norma kewajaran. Bahkan melanggar norma. Baik itu norma agama ataupun norma adat. 

3. Qoulan Maysuron

Yakni mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata yang mudah dimengerti, gampang dipahami maksudnya, mudah dicerna, disampaikan dengan lemah lembut dan penuh empati. Aku juga lagi berproses ingin memperdalam bagaimana berkata seperti ini. Jangan sampai aku berbicara atau berkata-kata, sementara orang yang kuajak bicara tidak mengerti apa yang kubicarakan. Jangan sampai orang yang kuajak bicara tidak bisa mencerna perkataanku. Jangan sampai apa yang kubicarakan hanya lewat begitu saja, tanda perkataan kita tidak dihiraukan dan dihargai sama sekali. 

4. Qoulan Karima

 Yakni pengungkapan sesuatu dengan kata-kata yang indah dan santun, penuh dengan kebaikan, kemuliaan dan keutamaan. Membuat orang yang mendengarkannya merasa dihormati dan dimuliakan. Ada satu nasehat orang tuaku yang cukup kuingat sampai sekarang, Jika kamu ingin dihormati dan dimuliakan orang lain maka hormati dan muliakan orang lain dahulu. Dengan memperdalam teknik ini aku berharap bisa menghormati dan memuliakan orang lain, tanpa perlu merasa ingin dihormati dan dimuliakan, karena semua itu sifatnya otomatis.  Aku sedang berproses untuk berkata dengan perkataan yang karima.

5. Qoulan Balighan 

Sepertinya teknik ini cocok untuk orang yang berprofesi sebagai Muballigh Muballighoh, guru ataupun profesional yang berhubungan dengan pelayanan. Kenapa? Karena arti dari qoulan balighan yakni mengungkapkan sesuatu dengan rangkaian kata-kata yang ringkas tapi penuh makna, disajikan dengan gaya bahasa yang indah, fasih dan tegas, mengenai sasaran yang dimaksud. Sehingga berkesan dalam hati yang mendengarkannya. Jangan heran jika kita melakukan sharing dengan orang lain terutama dalam satu majlis. Orang-orang di sekitar tak paham betul yang kita sampaikan. Orang-orang di sekitar merasa seperti belibet memahami perkataan kita. Sebagai seorang pemimpin wajib belajar tentang teknik tersebut. Jangan sampai dong anak buah masih bertanya-tanya apa yang kita sampaikan padahal majelis sudah bubar. 

6. Qoulan Layyinan 

Yakni kata-kata yang mudah diungkapkan dan difahami, disampaikan dengan bahasa yang santun, lembut dan beradab, serta menarik perhatian bagi yang mendengarkan. Baik ketika kita berbicara dengan orang yang usianya lebih tua, lebih muda, atasan kita, ataupun bawahan kita. Perkataan yang mudah dipahami, yang santun, lembut dan beradab akan membuat jleb bagi yang mendengarkannya. Tapi jangan juga lembutnya dibuat-buatlah, hehehe. Jangan berkata- kata jika marahmu membabi buta. Pastilah bukan kata-kata layyinan yang keluar dari mulut kita. Tetapi kata-kata kasar yang menusuk dan menyakitkan bagi siapa yang mendengarkannya. Meski banyak perbuatan baik yang kita perbuat kepada orang lain. Meski kedermawanan kita setinggi langit. Tetapi jika budaya kita biasa membabi buta, maka hilanglah kebaikan kita di depan orang yang kita  sakiti perasaannya. 

Ternyata sebagai al faqir ilaihi ta'alaa aku merasa belum pernah memahami teknik berkomunikasi menurut Alquran seperti uraian di atas. Aah.. bagaimana dengan Peringatan 1 Abad NU yang kuangkat menjadi tema tulisanku ini ? Ternyata judul di atas kuangkat sebagai momen tepat 50 tahun atau setengah abad usiaku bersamaan dengan satu abad usia Nahdhatul Ulama (NU). Waktunya diriku untuk  instrospeksi. Untuk sampai di usia ini tentulah banyak pengalaman hidup yang kujalani dan kualami. Begitupun juga dengan keberadaan NU. Satu abad bukanlah waktu yang pendek untuk melakukan dan memaknai banyaknya perjuangan. Akankah kita kan berhenti sampai di sini? Kita puas dengan perjuangan dan pengalaman sepanjang ini? Tentulah tidak. NU sampai di Satu Abad semakin ingin berbenah lebih baik lagi menyongsong Abad ke 2. Akupun dari Setengah Abad usiaku ingin juga berbenah menjadi manusia lebih baik lagi menuju ke usia berikutnya. Terutama dalam hal memimpin diri sendiri. Melakukan persaingan dengan diri sendiri. Mengalahkan nafsu serakah diri sendiri. Berperang melawan kejahatan diri sendiri. Berperang melawan kedholiman diri.  Mengasah diri sebagai pemimpin yang dapat berkomunikasi dengan baik, merujuk pada teknik berkomunikasi ala Alquran Al Karim. Belajar menjauhi kesesatan dan kedholiman. Belajar untuk selalu berbuat adil. Belajar dan terus belajar, untuk menggapai curahan kasih ilahi. 

( Tulisan ini kudedikasikan pada 5 orang guruku yang telah membantu perjuanganku dengan seputih dan setulus jiwamu)..😢😢💜💜

Ingatkan aku di kala terburu nafsu..

Sayangi aku dikala aku merindumu..

Tepuk punggungku di kala aku tak sesuai janjiku..

Semoga kita selalu tetap menjadi bumi yang berputar pada porosnya.. Selalu lurus di jalanNya.. 

Semoga angin selalu menghembuskan desahnya kepada kita.. 

Di saat kita sudah merasa gerah karena gesekan dan benturan di antara kita.. 

Semoga kita dapat menangis dan tertawa di atas kesedihan dan kegembiraan kita bersama.. 

Perjuangan ini mari kita lanjutkan.. Meski penuh cela dan nista.. 




 


Komentar

  1. Masyaallah ilmu yg daging banget... Keren beb...

    BalasHapus
  2. Daging ayam + daging ikan + daging sapi. Kesimpulannya manteeeppp tenan. Apalagi fotone gaya tok ngunu iku 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Anceen samean bikin aku merindu dek.. Gara2 komentmu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hariku Bersama Angelina Sondakh

Bocah Istimewaku

AYAHKU GURU QUR'ANKU