Puisi Prosais 3

 Dua Lelakiku 
 Created by Chaula A. Rozaq
Dalam hitungan warsa kau datang bersemayam di rahimku. Dua sekaligus tak pandang jarak waktu. Kalian terbit ke alam fana ini dengan membawa warna biru. Memahami kalian adalah merupakan tugasku sebagai seorang ibu baru. Meski warna kalian sama, Robbku ciptakan berbeda fitrahmu.

Dua lelaki molekku, menuntut curahan pengertian untuk dimengerti siapa dirimu. Aku tak ingin menuntut apapun dari kalian melebihi ketetapan Tuhanku. Kukerahkan segala daya upayaku demi tumbuh kembangmu. Meski harus kucucurkan peluhku. 

Dua lelaki hebatku, uji dan coba pernah diturunkan oleh pemilik sejatimu. Terhadap keberadaanmu. Dalam detik menit waktu, ku pernah merasa tak tahan memegangmu. Diantara tanya dan jawab yang meragu. Kenapa semua dititipkan kepadaku? Kalau akhirnya yang kutemui hanyalah pemandangan yang menciptakan nelangsaku. Aku beranjak dari semua rasa lelayuku. Kugedor pintuMU ingin bersimpuh tuk mohonkan satu pintaku. Kuatkan raga dua lelaki hebatku. Tetesi hausku dengan secawan tirthaMu. Aku rela untuk menebus waktu. Satu keluar lorong yang membekapku. Satu masuk lorong yang menyeringai menakutiku. Daya juang telah terkerahkan demi memilikimu. Pada rotasi bumi sepanjang waktu. 

Dua lelaki hebatku, kuberharap bangunlah masa depanmu dengan segenap rasa menyungging kalbu. Aku tak pernah tahu sampai dimana nanti berlabuhnya dermagamu. Aku ingin para puan tangguh menemani bidukmu.Mereka yang tak pernah merasa lelah mengekang birahimu. 
Dua lelaki hebatku, suatu saat nanti akan kau rindukan tarian dan nyanyian ibumu. Menjemukan atma dan memekakkan telinga terdengar syahdu. Berpadu dalam keramaian gundah gulananya mesin penggiling waktu. Dua lelaki hebatku, maknai perasamu dengan kenangan masa lalu. Terangkum dalam berbagai untaian lagu. Syair mendayu, menggelegar, rancak, bagai bunyi rebana di ujung rindu. Jika kau mengingatku dalam alam sadarmu ketuklah ruhku dengan jamuan pemanis sukmaku.
Dua lelaki hebatku,
Sandyakala menampakkan terangnya menyongsong harapanmu. Barisan ladang beramai ramai menawarkan kesempatan kepadamu. Jangan sia-siakan sampai mereka direbut oleh pasukan bukan dari kalanganmu. Ayoo segeralah berlari menuju cita dan asmara dahanamu. Tuntunlah ia dalam barisan tekadmu. Jagalah perangaimu laksana prajurit berperang melawan nafsu. Dekap ia dalam mimpimu. Ajaklah ia menyusun notasi lagu baru. Jangan lupa falseto sebagai improvisasi pengindah gubahanmu. Naiklah dalam pelaminanmu. Lambaikan tanganmu sebagai tanda kau hanya butuhkan jiwaku. Aku tak akan mencemburuimu.

 Malang, 3 Juni 2023 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hariku Bersama Angelina Sondakh

Bocah Istimewaku

AYAHKU GURU QUR'ANKU