Puisi Prosais 6

Itulah Jawabmu
 Created by Chaula . Rozaq
Kau sodorkan padaku nasi panas dengan asap yang masih mengepul. Kau masukkan nasi yang sudah hampir basi ke dalam mulut indahmu. Aku bertanya kenapa nasi panas ini untukku? sementara kau makan nasi yang nyaris basi?  Biar perutmu tak sakit sayangku. Biarlah aku hanya menelan kepahitan hidup, asal kau reguk seluruh manisnya hidup. Itu jawabmu. Kau selimuti tidurku dengan kain tebal indah berenda bunga. Kau selimuti dirimu dengan kain batik tipis yang hampir robek. Kutanya kenapa selimut tebal ini untukku? sementara kau selimuti dirimu menggunakan kain batiks tipis yang nyaris robek tengahnya? Biarlah asalkan nyamuk-nyamuk jahat di malam hari tak menggigitmu sayang. Itu jawabmu.Kau terbangun di kala malam menyeduh susu untuk anakmu tersayang, sementara kau tak membangunkanku. Kutanya kenapa kau kemarin yang bangun? Biar tidurmu bisa pulas dan tidak terganggu. Itulah jawabmu. Saat kau mengajakku makan di café biru kau makan dengan terburu - buru. Segera kau rebut si kecil dari gendonganku. Kutanya kenapa kau makan dengan terburu? Tidak apa sayang supaya semangkuk bakso di tanganmu tidak keburu dingin karena kau sudah terlalu lama menggendong anakku. Itulah jawabmu. Padahal ku tahu kau sama sekali tak menikmati makananmu.Saat diriku memasak dengan jumlah terbatas, secepatnya kau ambil bagian terbanyak dan kau serahkan padaku. Segera kutanya kenapa bagianku sebanyak ini?  Aku sudah terlalu kenyang sayang.Itulah jawabmu. Saat ada kudapan yang harus dibagi dua kau membaginya tidak sama rata. Bagian terbanyak kau serahkan padaku. Kutanya lagi kenapa bagianku lebih banyak dari bagianmu? Tak apa sayang karena kau sedang menyusui anakku. Lagi-lagi itu jawabmu.

Entah... 
Berapa lagi dia akan selalu seperti itu. Menyerahkan kenikmatan padaku,  sementara dia hanya bergelimang sara dan lara pada dirinya. Seharusnya aku yang memuliakannya bagaikan Raja. Tetapi dia yang selalu membuaiku dan memperlakukanku bagai seorang Ratu. Hanya sekecap dia berucap. Aku terlalu banyak ucap. Dia sanggup bertahan untuk mendengarkan retorikaku di kala dia buat kesalahan. Padahal kesalahan itu hanya seujung kuku. Aku sudah membantainya bagaikan menyerang prajurit yang kalah perang.Ketika dia mendiamkanku dalam aksara mengetahui kesalahanku, aku seakan menjadi orang yang paling terpidana. Aku tak mau mendengarkan penjelasannya. 

Dengan rambut terurai dan baju longgar compang camping yang kupakai tanpa goresan warna pada bibirku kau tetap bilang aku cantik? Hahaha tawa batinku. Padahal kulihat kaca depan almari kita diriku tak sedikitpun tampak mempesona. Kau selalu sediakan kicauan membahana penuh pesona hanya untuk membuat diriku bahagia. Tulus kau lakukan semua itu. Itulah renjana yang kau bangun atas diriku demi diri kita berdua.Aku telah kau ajari tentang headline yang indah bagaimana seni mengalah dalam suatu biduk yang kita bina. Gemuruh, gaduh, galau, risau telah kita rengkuh. Mengingau dan meracauku sering kau bangunkan aku di malammu. Aku tak akan mengajak kau berdiri di depan cermin retak yang membahas kepalsuanku. 

 Malang , 15 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hariku Bersama Angelina Sondakh

Bocah Istimewaku

AYAHKU GURU QUR'ANKU