Rihlah Hasanah Bil Hikmah Ponorogo - Yogjakarta Part 1



Sungguh ini merupakan ujian kesabaran bagi saya dan keluarga ketika kenyataan perjalanan tidak sesuai dengan ekspetasi yang telah kita renda berhari - hari. 

Ternyata Allah ingin menguji kata-kata saya yang terangkai dalam tulisan saya berjudul Rihlah Hasanah Bil Hikmah Jakarta Jilid 1. Bahwa ketika dalam hal apapun harus melibatkan Allah di dalamnya. Jangankan hari H menjelang perjalanan, bahkan pada menit detik menjelang perjalanan, waktu perjalanan harus kita gantungkan segalanya pada kemurahanNya. Rihlah Hasanah Jakarta diuji dengan vaksinasi boster yang membuat hati tidak berharap lagi sampai Jakarta. Rihlah Hasanah Yogjakarta diuji dengan kenyataan mobil yang harus menginap sementara di bengkel karena perjalanan survey Mahasiswa Beasiswa KIPK yang menantang curam dan terjalnya medan.  

Kenyataan berkata bahwa Yogjakarta bagiku adalah nama sebuah kota yg cukup menginspirasi dan membuat kenangan melayang pd zaman dimana saya mengharapkan "Sang Yogja" mewarnai dunia percintaan saya. Yogjakarta bagi saya adalah sebuah kota yang memberikan aroma Magic dalam kehidupan saya. Begitu terdengar bahwa Kopdar Kelas Belajar Menulis Nusantara  2 akan dilaksanakan di Yogjakarta maksud hati mengeja dan menderu untuk hadir kesini. Kebetulan Ketua pelaksana adalah sahabat saya sendiri Widya Arema.Saya sahabat Widya. Semoga sampai hari ini saya masih dianggap sebagai sahabat. Wkwkwk.

 Nah kebetulan agenda KBMN ini berbarengan dengan tugas suami sebagai seorang abdi Negara untuk survey  anak bangsa penerima Beasiswa KIPK ( Kartu Indonesia Pintar Kuliah) ke pelosok , hutan Belantara, Alas gong lewang lewung di daerah Ponorogo jawa Timur. Serasa mendapat kesempatan emas karena suami ingin melaksanakan tugas negara sekaligus ingin mengawal kedatangan saya ke acara KBMN di Yogja bersama anak-anak.  Skenario kami setelah tugas survey selesai, maka besok paginya sebelum subuh kami akan meluncur Yogja. Ternyata skenario manusia beda dengan skenario pemilik perjalanan sejati. Survey kami melewati jalan bebatuan menanjak curam membuat mobil kami kampas remnya  terbakar. Akibatnya membuat mobil kami tidak bisa diajak berjalan dan kompromi.Kami sudah panik karena hari mulai gelap. Tidak ada seorangpun yang lewat yang dapat kami minta bantuannya kecuali dua anak - anak saya yang sanggup untuk mendorong mobil supaya bisa  berjalan. Di tengah keputusasaan kami masih terus mencoba.Meskipun akhirnya kami tidak ingin melanjutkan perjalanan yg makin membahayakan keselamatan kami. Kami memutuskan untuk putar balik. Alhamdulillah banyak orang lewat pada akhirnya. Bagai mendapat bala bantuan,mereka membantu mendorong mobil kami untuk bisa jalan kembali ke bawah. Kembali ke jalan yang benar.. Hahaha. Untuk sampai pada jalan yang benar kami butuh efort yg luar biasa. Membiarkan mobil berjalan dengan posisi mesin mati ketika jalanan menurun dan mendorong mobil ketika posisi jalanan naik dengan jalan yang terjal luar biasa. Alhamdulillah kami sampai di jalan yang benar menjelang maghrib. Kami mencari bengkel dan menemukan bengkel sepeda motor. Alhamdulillah pemilik bengkel baik hati berkenan meminjamkan sepeda motornya untuk dipakai suami mencari bengkel mobil. Alhamdulillah lagi bertemu dengan pemilik bengkel mobil yg sedianya sudah mau tutup. Mobil kami di derek dengan mobil pick up miliknya. Dan kami berada di dalam mobil dengan suami sebagai pengendali handremnya. Sampai di tempat bengkel kami bermaksud untuk pulang ke rumah keluarga besar di daerah Ponorogo Kota.Kami pesan Grab Car. Eeh ternyata tidak ada. Dan Alhamdulillah untuk kesekian kali pemilik bengkel mobil bersedia untuk mengantar kami setelah beliau mandi dan bersih diri. Yaa Allah di sini saya merasakan keberadaan Allah itu memang nyata. Di kala saya sdh berserah, pesimis, di titik kepasrahan akhir pertolongannya selalu datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ada perpanjangan tangan DariNya melalui orang2 yang dipilihNya untuk menolong kami.. Allahu Akbar.  Saat ini saya tinggal pasrah meski semalam menjelang tidur perasaan sempat gelisah karena keberangkatan ke Yogja dalam rangka menghadiri Temu Penulis Nusantara 2 harus tertunda. Apakah saya akan sampai Yogja atau tidak.. Saat ini perasaan saya bagai terdakwa menunggu keputusan Sang Pembuat skenario terbaik. Hikmahnya kami memang diperintahkan untuk bersilaturrahim lebih lama di rumah punden, rumah keluarga besar di Kelurahan Tonatan Ponorogo Kota dan hikmah-hikmah yang lain dalam penafsiran saya sebagai seorang hamba. Jika Allah Ridlo saya bisa berangkat ke Yogja hari ini. Jika tidak ya sudah batal lebih baik daripada perjalanan saya tidak mendapatkan RidloNya.

Komentar

  1. Capeeek aku bacanya mbak, berasa ikut merasakan apa yg mbk meraskan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hariku Bersama Angelina Sondakh

Bocah Istimewaku

AYAHKU GURU QUR'ANKU