Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Puisi Prosais 11

Di Ujung Sadrah   Created by Chaula A . Rozaq   Hati nelangsa seakan tak ingin tersentuh oleh kalimat dan lelaku yang menyakitkan. Aduhai jiwa yang resah, akankah cumbu rayuku pada Sang pembuat skenario indah tertolak mentah? Tanyaku pada diamku.  Aku sungkurkan kepalaku sampai terjerembab pada ujung sajadah. Sambil kubilang aku bukanlah manusia yang berada pada pucuk nirmala. Aku hanya manusia hina. Aku ingin segera mengakhiri kisah. Tak ingin aku merapah semakin jauh. Aku takut tak tahu jalan pulang nantinya. Kuraih layar indah penuh berita. Kucari lagu-lagu usang penghibur jiwa gelisah. Kuingat zaman asmara masih berpendar ria. Sedikit jiwa terhibur pada beberapa alun musik menabrak satu masa. Di masa diriku bergelimang cinta. Tiba- tiba..  Berderinglah berandaku. Kutatap sebuah nama yang tak kuharapkan. Akan kuabaikan, tapi seperti ada yang menuntun jariku untuk menjawabnya. Suara dari seberang sungguh membuat telingaku bengkak. Suaranya yang renyah seperti...

Puisi Prosais 10

Cita - Citaku Pada   Buah Kepal     Created by Chaula A . Rozaq Di kala daksa menggenggam lelah, aku dan kalian saling menatap dengan pandangan lucu. Ingin lakukan keusilan berkesan sedikit kenakalan bersamamu. Kemudian kita bergandengan tangan berlima keluar dari pagar itu. Menarik seruas bambu panjang yang menjanjikan bahwa kita akan menikmati buah kepal di pinggir jalan liku. Buah kepal di luar halaman sekolahku mengingatnya membuat tangisku tergugu. Kenapa dulu aku meninggalkanmu? Sendiri diam dan termangu? Sungguh tega diriku. Padahal mendapatkanmu perlu kekuatan penuh.Pohon buah kepal berdiri di antara pohon buah mentega dan pohon buah manecu.Seperti itulah ketika aku dihadapkan pada dua keputusan semu. Aku harus memilih salah satu. Aku sudah dikejar waktu. Sesalku saat ini kenapa waktu itu aku tak memilihmu. Pohon buah kepal yang selalu menghiburku, dengan derai tawa kawan-kawanku. Kutinggalkan dirimu dengan melangkah ragu. Menuju suatu tempat yang tak kutah...

Puisi Prosais 9

Cita - Citaku Pada Buah Kepal   Created by Chaula A . Rozaq Di kala daksa menggenggam lelah, aku dan kalian saling menatap dengan pandangan lucu. Ingin lakukan keusilan berkesan sedikit kenakalan bersamamu. Kemudian kita bergandengan tangan berlima keluar dari pagar itu. Menarik seruas bambu panjang yang menjanjikan bahwa kita akan menikmati buah kepal di pinggir jalan liku. Buah kepal di luar halaman sekolahku mengingatnya membuat tangisku tergugu. Kenapa dulu aku meninggalkanmu? Sendiri diam dan termangu? Sungguh tega diriku. Padahal mendapatkanmu perlu kekuatan penuh.Pohon buah kepal berdiri di antara pohon buah mentega dan pohon buah manecu.Seperti itulah ketika aku dihadapkan pada dua keputusan semu. Aku harus memilih salah satu. Aku sudah dikejar waktu. Sesalku saat ini kenapa waktu itu aku tak memilihmu. Pohon buah kepal yang selalu menghiburku, dengan derai tawa kawan-kawanku. Kutinggalkan dirimu dengan melangkah ragu. Menuju suatu tempat yang tak kutahu apakah tempa...

Puisi Prosais 8

Rindu Dalam Definisi     Created by Chaula A   . Rozaq Rindu itu merapal dalam hati.Rindu itu merajuk sendu menghabisi nurani.Rindu itu penuh manifestasi.Rindu itu mencumbui sunyi Rindu itu menggertak tanpa narasi. Rindu itu mengulum di nafsi bagai cahaya mentari.Rindu itu melecutkan amarah berapi-api.Rindu itu ternyata menyiksa diri Rindu itu tak perlu kisi-kisi.Sehingga dia mencari sebuah indikasi. Rindu itu tak perlu validasi, karena rindu itu mengait tanpa tendensi Dalam penulisan rindu itu tak perlu ranah kognisi, karena rindu itu hadir secara spesifikasi. Menelaah rindu tak perlu taksonomi, karena rindu tak perlu klasifikasi Rindu itu tak perlu demonstrasi, karena rindu hanya butuh deteksi Rinduku padamu bertahta seperti pelangi. Membuncah penuh warna warni.Rinduku padamu menancap di dalam nadi. Akan putus bila manusia mati đź’¦ Baiklaah...  Setelah rindu ini kuevaluasi Aku tak akan hadirkan rindu menjadi sebuah ilusi.Rinduku padamu akan kuhabisi. Memakai ke...

Puisi Prosais 7

Gadis Kecil Mata Sipit   Created by Chaula A . Rozaq Gadis kecil mata sipit tampak tirus di hadapanku..  Seolah mata berharap ada kedamaian pengganti luka kecewa yang tergenang di hatinya..  Kubuka  celah harap penghiburmu.. Tawamu menampakkan gigi rapimu..  Gadis kecil mata sipit melabuhkan sebuah harap padaku..  Akan mengganti cerita lalu dengan tabuhan musik rebana bersama alunan perkusi berpadu indah mendayu-dayu..  Aah.... Semua itu akankah abadi..??  Gadis kecil mata sipit tampak layu..  Hatiku merintih mendengar tawanya tak lagi merdu..  Apa lagi yang dapat kuucap dalam percakapan ini?  Ada yang tergenang di antara kita, tetapi tak mampu kita endapkan..  Di matamu aku melihat daun jatuh,  gerimis tak henti menekan rambutmu.. dan detak jam mendesak kita untuk segera beranjak..  Gadis kecil mata sipit..  Kau tusukkan sembilu disaat hatiku terpanah asmara karenamu..  Siapa yang tak jengah disaat ka...

Puisi Prosais 6

Itulah   Jawabmu   Created   by   Chaula   A  . Rozaq Kau sodorkan padaku nasi panas dengan asap yang masih mengepul. Kau masukkan nasi yang sudah hampir basi ke dalam mulut indahmu. Aku bertanya kenapa nasi panas ini untukku? sementara kau makan nasi yang nyaris basi?  Biar perutmu tak sakit sayangku. Biarlah aku hanya menelan kepahitan hidup, asal kau reguk seluruh manisnya hidup. Itu jawabmu. Kau selimuti tidurku dengan kain tebal indah berenda bunga. Kau selimuti dirimu dengan kain batik tipis yang hampir robek. Kutanya kenapa selimut tebal ini untukku? sementara kau selimuti dirimu menggunakan kain batiks tipis yang nyaris robek tengahnya? Biarlah asalkan nyamuk-nyamuk jahat di malam hari tak menggigitmu sayang. Itu jawabmu.Kau terbangun di kala malam menyeduh susu untuk anakmu tersayang, sementara kau tak membangunkanku. Kutanya kenapa kau kemarin yang bangun? Biar tidurmu bisa pulas dan tidak terganggu. Itulah jawabmu. Saat kau mengajakku makan ...

Puisi Prosais 6

Itulah Jawabmu     Created by Chaua ARozaq Kau sodorkan padaku nasi panas dengan asap yang masih mengepul. Kau masukkan nasi yang sudah hampir basi ke dalam mulut indahmu. Aku bertanya kenapa nasi panas ini untukku? sementara kau makan nasi yang nyaris basi?  Biar perutmu tak sakit sayangku. Biarlah aku hanya menelan kepahitan hidup, asal kau reguk seluruh manisnya hidup. Itu jawabmu. Kau selimuti tidurku dengan kain tebal indah berenda bunga. Kau selimuti dirimu dengan kain batik tipis yang hampir robek. Kutanya kenapa selimut tebal ini untukku? sementara kau selimuti dirimu menggunakan kain batiks tipis yang nyaris robek tengahnya? Biarlah asalkan nyamuk-nyamuk jahat di malam hari tak menggigitmu sayang. Itu jawabmu.Kau terbangun di kala malam menyeduh susu untuk anakmu tersayang, sementara kau tak membangunkanku. Kutanya kenapa kau kemarin yang bangun? Biar tidurmu bisa pulas dan tidak terganggu. Itulah jawabmu. Saat kau mengajakku makan di cafĂ© biru kau makan denga...

Puisi Prosais 5

Diamnya Doa Created by Chaula A . Rozaq Sebelum arunika menyeringai di ufuk timur kugugah ruh dalam nyenyaknya impian. Kusingsingkan lengan bersama muka tuk menghapus kepenatan. Daivat membersamai jiwa yang tampak pasrah dalam seribu harapan. Terbentang beberapa jalan. Nayanika lebih condong menatap ke depan. Jangan kau usik lagi diriku dengan tembang-tembang perusuh yang kian menyakitkan. Aku sudah berjanji akan pergi jauh sampai kau hilang ingatan. Tak perlu lagi kudengar dan kulihat mulutmu penuh bualan.  Aku menengadah ke atas bumantara di celah malam. Aku hanya mampu mendesah dan bergumam. Dalam rangkaian kalimat panjang tanpa nafas sejenak dalam diam. Diamnya doaku adalah teriakan yang sangat keras dan akan sampai pada heningnya alam. Tuhan jangan pula diriku kau bungkam. Biarlah ceritaku padaMu mengembang dari eunoia yang terpendam. Siang datang tanpa memperdulikan diriku yang lagi bimbang. Menuntut estungkara pada diri tanpa menunggu petang. Gelisah, resah, menjembatani...

Puisi Prosais 4

I'tikad Cinta   Created by Chaula A . Rozaq Asthamu menggandeng jemari lentikku. Kau bisikkan senda guraumu. Membuat dawai asmaraku berirama bagai tumbuhan perdu. Kau rangkul pundakku seakan aku ini hanya milikmu. Derap langkah kita mengelilingi Taman Bunga dengan nafas menderu. Menggilas virus yang meracuni daksa meski tampak semu.  Sepintas kulirik rikmamu.Ada beberapa warna putih di sela-sela helai hitammu. Buliran bening tiba-tiba menyembul di kedua paningalku. Aku merasa ternyata kita sudah ada di awal senja membiru.  Seperti baru kemarin kau ucap i'tikad cinta di depan para nayaka dan penghulu. Janjimu bertumpah asa berharap memenuhi Mitsaqon gholidhon dalam FirmanMu. Suka duka kau reguk bersamaku. Meski jiwa ragamu menjadi tumpuan hidupku. Pejuang dzahirku penawar batinku. Aku merasa belum sempurna menjadi permaisurimu. Aku tak dapat hijrah dari cintamu. Mata deretan bunga soka di taman menatap kita sambil terbahak meski diliputi rasa penuh cemburu. Mereka memb...

Puisi Prosais 3

  Dua Lelakiku     Created by Chaula A . Rozaq Dalam hitungan warsa kau datang bersemayam di rahimku. Dua sekaligus tak pandang jarak waktu. Kalian terbit ke alam fana ini dengan membawa warna biru. Memahami kalian adalah merupakan tugasku sebagai seorang ibu baru. Meski warna kalian sama, Robbku ciptakan berbeda fitrahmu. Dua lelaki molekku, menuntut curahan pengertian untuk dimengerti siapa dirimu. Aku tak ingin menuntut apapun dari kalian melebihi ketetapan Tuhanku. Kukerahkan segala daya upayaku demi tumbuh kembangmu. Meski harus kucucurkan peluhku.  Dua lelaki hebatku, uji dan coba pernah diturunkan oleh pemilik sejatimu. Terhadap keberadaanmu. Dalam detik menit waktu, ku pernah merasa tak tahan memegangmu. Diantara tanya dan jawab yang meragu. Kenapa semua dititipkan kepadaku? Kalau akhirnya yang kutemui hanyalah pemandangan yang menciptakan nelangsaku. Aku beranjak dari semua rasa lelayuku. Kugedor pintuMU ingin bersimpuh tuk mohonkan satu pintaku. Kuatkan...

Puisi Prosais 2

Bapakku Sayang     Created by Chaula A . Rozaq   Malam dingin menusuk tulang. Bapak hanya sekedar bicara di ambang. Di ambang kehidupannya yang segera berpulang. Bapak tanyakan diriku apakah sudah sembahyang. Kusesali karena tak kutengok wajahnya yang malang. Hanya terjawab oleh kata ibunda sambil berlalu lalang.  Kujumpai pagi dengan desahan nafas bapak berirama dan berulang. Menyatu dalam padu padan doa yang dirapalkan untuk orang-orang yang disayang. Sementara aku disibukkan dengan jarum jam yang  mengerang.Kuputuskan kaki segera mengembara, terburu, dan melayang. Bagai derap langkah Kafilah yang pergi berperang. Mencari sesuap harapan di serdadu berkalang uang. Tiba-tiba di waktu siang seorang pemuda mengintipku di celah jendela dengan tatapan menerawang. Mengabarkan bahwa bapak telah pergi dengan wajah teduh setelah selesai berjuang. Melawan sakaratul mautnya yang terlihat gampang.  Bapak pergi dengan manisnya dan tak menunjukkan muka garang. S...

Puisi Prosais 1

TRAUMA MERONA Created by Chaula A. Rozaq Sepasang manik hitam menyala layu.Tak tahu kemana nasib ini kan beradu.Berhadapan dengan tirani yang datang tak kenal pandu.Gerah rasakan kicauan mulut manis penuh bisa menusuk sembilu.Aku sadar kau adalah ciptaan Tuhanku.  Tapi kenapa jiwa ini selalu meronta karenamu.Wahai anak pandita tak tahu malu. Pendusta berkedok arif prilakumu. Seakan syurga pasti kau jamah selalu.Pelindung kehormatan menutup bawah dada tak perlu ragu. Tapi kenapa kau lakukan itu. Padahal hitam dan putih sudah kau tahu.  Apakah ingatanmu mulai terkoyak sehingga mulai belagu? Ataukah Demershia akut telah menyerang otakmu?Jawablah Mulut bau!.  Nyanyianmu merdu sampai memekakkan telingaku. Rasanya aku tak percaya ternyata dirimu hanya penyanyi palsu.  Genderang perang kutabuh menyala bertalu -talu. Aku sudah mulai muak dengan bahasa kalbumu. Bahasamu semanis madu.Terasa pahit di langit lidahku. Mataku nanar menatapmu. Tapi kau berusaha memalingkan cahyamu...